google-site-verification=p8j927F93wmi6D72LwJwCCcx1F8_7cedpA5d2vhRbto Waserbada: November 2011
Kebahagiaan hidup yang disandarkan pada banyaknya harta, tingginya pangkat, jabatan dan kedudukan, banyaknya anak, dan wanita yang diidamkan tidak akan bertahan lama. Kebahagian hakiki letaknya ada di dalam hati, dan ini bisa diperoleh jika Allah ridha kepada kita. Allah akan ridha kepada kita jika kita menjalankan yang diperintahkan-Nya dan menjauhi yang dilarang-Nya

Jumat, 04 November 2011

UKHUWAH


1.                Cintailah untuk manusia apa yang engkau cintai untuk dirimu, niscaya engkau menjadi muslim. (Diriwayatkan At Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Muadz bin Jabal bahwa ia bertanya kepada Nabi saw  tentang iman yang paling utama kemudian beliau bersabda:  Iman yang paling utama ialah engkau mencintai dan membenci karena Allah dan menggunakan lidahmu dalam dzikir kepada Allah.  Muadz bin Jabal berkata, Apa lagi wahai Rasulullahu? Rasulullah saw  bersabda, Engkau cintai untuk manusia apa yang engkau cintai untuk dirimu, membenci untuk mereka apa yang engkau benci untuk dirimu, dan berkata dengan benar, atau diam.
Diriwayatkan Imam Ahmad 5/247

2.                Dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan hadits dari Yazid bin Asad Al Qasri yang berkata, Rasulullah saw  bersabda kepadaku, Apakah engkau ingin masuk surga? Aku menjawab, Ya. Rasulullah saw  menjawab: Cintailah untuk saudaramu apa yang engkau cintai untuk dirimu.

3.                Dalam Shahih muslim disebutkan hadits dari Abdullah bin Amr bin Al Ash ra  dari Nabi saw  yang bersabda: “Barangsiapa ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke surga, hendaklah ia dijemput kematiannya dalam keadaan beriman kepada Allah dan Hari Akhir, serta datang kepada manusia dengan membawa sesuatu yang ia sukai didatangkan kepadanya. (keterangan : misalnya hadiah, oleh-oleh dst)

4.                Hadits An-nu?man bin Basyir dari Nabi saw,  Beliau  bersabda: “Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta, simpati dan kasih sayang mereka seperti satu tubuh, jika salah satu dari organ tubuh ada yang sakit, seluruh tubuh mengeluh panas dan tidak bisa tidur karenanya. ? (Diriwayatkan Al-Bukhari dan muslim di Shahihnya masing-masing)

Hadits di atas menunjukkan bahwa orang mukmin tenganggu oleh apa saja yang mengganggu saudaranya yang mukmin dan sedih oleh apa saja yang membuat saudaranya sedih

TENTANG INFAQ


1.                Andai anak Adam (manusia) memiliki satu lembah kekayaan, maka ia menginginkan lembah yang kedua. Dan, jika ia memiliki dua lembah, maka ia menginginkan lembah yang ketiga. Rongga manusia tidak dapat dipenuhi, kecuali oleh tanah (mati), dan Allah swt. menerima taubat orang yang bertaubat." (Al-Jami'ush Shaghir, Matan Faidlul Qadir, 5/327. Penyusun Faidlul Qadir menyatakan bahwa Hadits di atas telah disepakati keshahihannya oleh Bukhari dan Muslim. Juga diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad dari Anas ra.). Hadits di atas menunjukkan bahwa manusia amat sangat mencintai harta kekayaan.

2.                Infaq adalah mengeluarkan harta yang baik dalam urusan ketaatan dan urusan yang mubah. Lafazh infaq disebut dalam Al-Qur'an untuk menunjukkan beberapa makna, antara lain:
a. Kewajiban zakat (Al-Baqarah:3)
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.

b. Shadaqah sunnah (Ali Imran: 134)
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.

c. Infaq dalam jihad (Al-Baqarah: 195) 
195. dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

d. Memberi nafkah pada keluarga (Ath-Thalaq: 6)
6. tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya.

3.                Dalam QS Al Baqarah ayat 245 :
245. siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

Allah swt. menyampaikan ayat ini dengan bahasa komunikasi terhalus, yaitu dengan menggunakan redaksi pertanyaan yang memiliki makna tuntutan. Makna ayat tersebut adalah: Apakah ada seseorang yang memberikan pinjaman baik, hingga diberi balasan yang berlipat-lipat?

4.                  Penamaan infaq dengan pinjaman yang baik ditujukan untuk memotivasi jiwa dan mendorongnya agar mengorbankan harta untuk berinfaq. Pada hakikatnya harta yang diinfaqkan seseorang akan kembali kepadanya karena  Allah SWT yang meminjamnya Maha Kaya dan  menepati janji-Nya. Seseorang  tidak akan terlambat dalam memberikan pinjaman, kecuali karena ada penyakit dalam dirinya, yaitu penyakit kikir, bakhil, dan hilangnya rasa percaya kepada jaminan yang Allah SWT berikan, dan infaq adalah salah satu bukti kebenaran iman pelakunya.

5.                  Kata infaq yang dibahasakan dengan pinjaman yang disebutkan dalam surat Al Baqarah ayat 245 dibatasi dengan kata Hasana (baik)  mengandung tiga makna penting, yaitu:
Pertama:  Hendaknya pinjaman itu (infaq) dikeluarkan dari harta yang baik, bukan harta yang jelek dan dari sumber yang haram.
Kedua:    Hendaknya dikeluarkan dengan suka rela, mantab, dan hanya mengharap keridlaan Allah swt.
Ketiga:    Tidak mengungkit-ungkit dan tidak menyakiti orang yang menerima.

Kamis, 03 November 2011

KEIKHLASAN


1.                Ikhlas karena Allah adalah tuntutan asasi dalam syari'at Islam dan sebagai syarat yang harus dipenuhi agar diterimanya amal salih. Diantara bukti adanya keikhlasan adalah tajarrudnya (totalitas) dalam beribadah kepada Allah SWT.dan berpegang teguh dengan aturanNya, dan berjuang menegakkannya dengan jiwa dan raga. 
         
2.                Abul Qosim al-Qusyairi berkata: "Ikhlas adalah mengesakan Allah SWT dengan taat kepada-Nya,yaitu seseorang dengan ketaatannya ingin mendekatkan diri kepada Allah bukan karena yang lain, yang artinya membersihkan perbuatan dari perhatian/penilaian manusia

3.                Kepuasan, kebahagiaan, dan keni'matan dalam agama ini terdapat dalam keikhlasan kepada Allah dan  pada totalitas serta kecintaan padaNya dengan mengikuti Rasul dan takut pada Nya, takut kepada Allah dengan konsisten di jalan Allah dan tidak keluar darinya, mengharapNya dengan berlomba-lomba dalam kebaikan, mengharapkan ridloNya dengan selalu berdzikir dan bersyukur, cinta dan benci karenanya.

4.                Ibnul Qoyyim berkata:Bahwa jiwa manusia memiliki ruang yang bertolak belakang dengan perintah Allah dan laranganNya,oleh karenanya perlu membersihkan ruang tersebut yang menyalahai atauran Allah, dan istiqomah dalam menjalankan perintah dan mennggalkan laranganNya sehngga manusia menjadi hamba Allah bukan budak hawanafsu.(madaarij as-saalikin 1/473-475).

5.                Memahami kebenaran adalah mudah tidak susah, dengan fitrah yang bersih kita dapat melihat kebenaran, perasaan tidak tenang  dan tidak nyaman  ketika melihat kejahatan itulah fitrah, atau ketika kita sedang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syari'ah kita merasa tidak tenang, itu adalah fitrah. Oleh karenanya kita harus membersihkan hati kita dari segala yang menutupi fitrah agar kita dapat melihat sesuatu dengannya bukan  dengan syahwat dan hawanafsu.

6.                Hadits di atas diriwayatkan al-Bukhari dan muslim dalam Shahihnya masing-masing dari Qatadah dari Anas bin Malik.  Redaksi muslim ialah, “Hingga ia mencintai untuk tetangganya atau saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya.?  Hadits di atas juga diriwayatkan Imam Ahmad dan redaksinya ialah, ? Seorang hamba tidak mencapai hakikat iman hingga ia mencintai kebaikan untuk manusia 

Tsaqafah Islamiyah







seperti yang ia cintai untuk dirinya

NIAT DAN AMAL


1.                Al-Hafidz Abul Hasan Thahir bin Mufawwiz Al Muafiri Al-Andalusi melantunkan syair : “Landasan agama menurut kami Adalah empat kalimat dan sabda manusia terbaik Yaitu jauhilah syubhat, zuhudlah, Tinggalkan apa yang tidak ada manfaatnya bagimu, dan berbuatlah dengan niat”

2.                Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang maksud sabda Rasulullah saw, “Seluruh amal perbuatan itu dengan niat” Banyak dari ulama-2 khalaf (ulama setelah generasi salaf), berkeyakinan bahwa maksudnya ialah bahwa seluruh amal perbuatan itu benar, atau dianggap, atau diterima dengan niat. Amal yg dimaksud adalah khusus amal perbuatan syari'at.

3.                Terkait dengan hadits innamal a'malu binniyat ada yg berpendapat dimaksud amal dlm hadits tsb ialah keseluruhan amal perbuatan dan tidak ada sedikit pun daripadanya yang dikhususkan.”  Imam Ahmad berkata dalam riwayat Hanbal, “Saya suka jika seseorang mengerjakan perbuatan seperti shalat, puasa, atau sedekah, atau salah satu jenis dari perbuatan baik, maka ia mendahulukan niat sebelum mengerjakannya, karena Rasulullah saw bersabda, ‘Seluruh amal perbuatan itu dengan niat. ‘Hadits tersebut berlaku  pada semua urusan.”

4.                Niat menurut pendapat para ulama mengandung dua pengeretian: 
         (1). untuk membedakan ibadah satu dengan ibadah lainnya, atau membedakan 
               adat kebiasaan dengan ibadah.
         (2). Untukmembedakan yang menjadi tujuan amal perbuatan tersebut Allah saja 
               atau selain Allah. 
  5.     Ada sebuah hadits riwayat dari Zait bin Tsabit : "Barangsiapa dunia menjadi obsesinya, Allah memecah belah urusannya, menjadikan kekafiran di depannya dan dunia tidak datang kepadanya kecuali sebatas yang ditentukan baginya. Barang siapa akhirat menjadi niatnya Allah menyatukan urusannya, menjadikan kekayaan dihatinya, dan dunia datang kepadanya dalam keadaan tunduk"
         (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)






































TENTANG ULUMUL QUR'AN


1.                Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Al-Kalabi dalam kitabnya ΓAt-Tashil li'ulumi TanzilΛ dalam bab IV di muqoddimah pertama menyebutkan : Ketahuilah bahwa perkataan Al-Qur'an memuat di dalamnya 12 seni ilmu yaitu Tafsir, Qiroat, Hukum-hukum, Nasakh, Hadits, Kisah-kisah, Tasawuf, Ushuluddin, Ushul Fiqh, Bahasa, Nahwu dan Bayan.

2.                Wwahyu telah diturunkan kepada Rasul Saw setelah tersimpan dalam hatinya kemudian ia ajarkan kepada para shahabat dan shahabat mengambil bacaan dari Rasul saw dan mereka selalu bersamanya selama masa turun Al-Qur'an dan mereka mengetahui sebab-sebab turunnya AL-Qur'an sebagaimana mereka mengetahui Nasikh dan Mansukh, Makiyah dan Madaniyah Al-Qur'an dan mereka bertanya kepada Rasul tentang sebagian makna yang tersirat dalam Al-Qur'an

3.                Abu Abdil Rahman As-Sulami Berkata:  Berkata kepada kami mereka yang membaca kapada kami bahwa mereka meminta membaca kepada Nabi Saw dan mereka jika telah mempelajari 10 ayat dari Al-Qur'an, mereka tidak meninggalkannya sehingga mereka mengetahui apa yang ada di dalamnya,  maka mereka belajar Al-Qur'an dan mengamalkannya semuanya.


4.                Ulum Jama' dr  ilmu yang kata aslinya (masdarnya) adalah alim yang berarti faham dan tahu.  Al-Qur'an  adalah bentuk masdar (asli), ada yang membaca qiroatan dan qur'anan, semua artinya sama yakni anda membaca. Secara istilah al qur'an adalah:  perkataan Alloh Swt yang mukjizat, diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, ditulis dalam mushaf, sampai secara mutawatir dan beribadah membacanya

5.                Ulumul qur'an adalah : Pembahasan yang berkait dengan Al-Qur'an dari sisi turunnya, bacaannya, pengumpulannya, urutannya, penulisannya, tafsirnya dan mengetahui kemukjizatannya, Muhkam dan Mutasyabih, dan  sebab-sebab turunnya, dll.

6.                Hadis Qudsy adalah sesuatu yang maknanya dari Allah dan lafalnya dari Rasul Saw, Misalnya Rasulullah bersabda:   Alloh Swt berfirman, ini...  atau perawi berkata :  Rasululloh Saw bersabda dengan meriwayatkan dari Allah,  ini....  dalam hal ini dinisbahkan kepada Alloh dilihat dari kandungan bukan dari lafal. Hal ini populis dalam bahasa arab, karena sesungguhnya perkataan 'kalam' disandarkan pada kandungan bukan kepada lafal

7.                Hadits nabi: sesuatu yg disandarkan kepada nabi saw dari perkataan, perbuatan, penetapan, sifat ciptaan dan akhlaknya.

8.                Hadits nabi ada 2 bagian. Bagian pertama yg diambil dari pemahaman rasulullah atas perkataan allah atau perenungan hakikat alam ini, ini adalah bagian ijtihad, bukan perkataan allah secara pasti. Bagian ke2 tauqifi: rasulullah saw menerima secara makna dari wahyu dan menyampaikan dng perkataan yg dinisbatkan kpd allah, kandungan makna dari allah lafal dari rasulullah saw
Tsaqafah islamiyah

Rabu, 02 November 2011

TENTANG KHTILAF


Ikhtilaf secara bahasa tidak sama, tidak sepakat. Menurut istilah ulama makna ikhtilaf ada 2 yaitu :
(1).  Perlawanan, perpecahan , perbedaan yang menimbulkan permusuhan dan kebencian.
(2).  Perbedaan pendapat dan sudut pandang yang disebabkan oleh perbedaan tingkat kecerdasan dan informasi.

1.        Beberapa prinsip ikhtilaf :
(1). Ikhtilaf dalam masalah furu;, pasti terjadi.
(2). Ikhtilaf dalam masalah furu’ tidak memecah belah.
(3). Aib itu pada ta asyub bukan pada ikhtilaf.
(4)  tidak ada paksaan dalam masalah ijtihad (5). Ikhtilaf itu rahmat atau keluasan bagi mukallaf
(6) Yang menjadi patokan adalah esensi bukan istilah atau nama. Akhukum fillah

Ikhtilaf tidak boleh dalam masalah usul ( hal-hal yang qath’I, jelas, dan disepakati oleh para ulama. Ikhtilaf boleh dalam masalah furu’.

2.        Furu’ adalah hal – hal yang zhanni (mengandung dugaan, multi interpretatif ), tersembunyi dan diperselisihkan oleh para ulama.( Majmu’ fatawa Ibnu Taymiyah). Acuan penentu ushul dan furu’ adalah ilmu ushul fiqih.

3.        Adab Ikhtilaf :
(1) Ikhlas dalam mencapai dan mencari kebenaran.
(2)  Keinginan kuat untuk bersatu, berukhuwah, dan berjamaah.
(3) obyektif dan adil terhadap pihak yang berbeda.
(4) berdiskusi dibawah naungan ukhuwah.
(5) menjauhi ta’ashub.

4.        Abu Yusuf murid dari imam abu Hanifah pernah berbeda pendapat dengan Imam Malik  tentang sebuah masalah fiqih, ketika Iamam Malik mengutarakan riwayat mutawatir dari penduduk madinah sebagai dalil pendapatnya, Abu Yusuf mengoreksinya, sambil berkata : Jika guruku Abu Hanifah menyaksikan ini pastilah ia mengoreksi pendapatnya juga.

5.        Diantara tanda ikhlas dalam kebenaran :
 (1). Menginginkan kebenaran  keluar dari lisan pihak lain yang berbeda pendapat
 (2). Menjadikan ucapan sebagai patokan bukan siapa yang mengucapkannya ((menerima kebenaran dari orang yang disayangi maupun dari orang yang dibenci ).
 (3) Siap meninggalkan pendapat sendiri dan kembali kepada kebenaran.

6.        Hati AL Ashom berkata ” Aku punya 3 hal untuk mitra bicaraku, Aku senang jika ia benar, sedih jika ia salah, dan aku jaga diriku  agar tidak menzaliminya. Imam Ahmad berkomentar tentangnya: sungguh beliau laki-laki yang amat berakal.

7.        Khilaf fiqih dalam masalah cabang bukan penyebab perpecahan dalam agama, permusuhan dan kebencian. Setiap mujahid mendapat pahala. Tidak mengapa jika dilakukan kajian  dan diskusi ilmiah dalam masalah khilaf dalam naungan cinta karena Alaaoh dan saling membantu untuk mencapai hakekat kebenaran tanpa mengakibatkan perdebatan  tercela dan fanatisme.
 
8.        Aku menjamin rumah di surga bagi siapa yang meninggalkan debat kusir meskipun ia berada di pihak yang benar (HR Abu Dawud ).

Tsaqafah islamiyah