1. Baitul muslim ( keluarga muslim ) adalah komunitas teladan dan sebuah masyarakat islami. Ia dibangun di atas aqidah yang bersih (tauhid), ibadah yang shohih, akhlak yang lurus dan fikroh islamiyah yang kokoh.
2. Memelihara aspek tauhid.
Penanaman tauhid kepada keluarga dimulai sejak dini yaitu ketika manusia terlahir dari rahim sang ibinda untuk diadzankan . Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi dari Abu Raif berkata aku melihat Rasululloh saw mengumandangkan adzan pada telinga Hasan bin Ali ketika Fatimah ra melahirkannya.
3. Menjaga dan memelihara status dan hak masing-masing
Ayah sebagai pemimpin dan bertanggung jawab seisi rumah atas keselamatan mereka, ia punya hak untuk dihormati dan ditaati. Selagi perintanya tiddak bertentangan dengan syariat Islam. Ibu mengayomi anak-anak, menumbuhkan kesejukan dan membahagiaan, dan ia punya hak untuk dimulyakan, dan anak-anak mereka butuh kedamaian, bimbingan, dan perawatan. Merekapun punya hak atas statusnya untu disayangi.
4. Menyemai nilai akhlaq.
Penyangga rumah tanggal islam setelah tauhid dan ibadah adalah akhlaq. Ia adalah perangkat kedamaian dan sakinah sebuah keluarga. Rasulullah SAW bersabda : ” faktor yang paling banyak menyebabkan seorang masuk surga adalah setelah taqwa adalah akhlaq yang baik” (HR Turmudzi ). Menjalankan sholat setelah mereka berumur 7 tahun, dan jika sudah berusia 10 tahun pukulah dia jika tidak mau melaksanakannya dan pisahlah tempat tidur mereka. (HR Kakim )
5. Penuh perhatian
Suami : berkata santun, memenuhi kebutuhan isteri, mencintainya, selalu mengayomi agar isteri selalu pada ketaatan kepada Allah dan Rasulullah SAW.
Isteri : menyenangkan suami, mentaati perintahya, dan menjaga kesucian dirinya. Berpesan kepada suami di pagi hari dan menanyakan keadaannya di sore hari. Keduanya sangat perhatian pada keselamatan anak-anaknya, mentarbiyahnya dengan tarbiyah islamiyah, memberikan makan dengan rizki yang halal.
6. Merasa Mulia dengan Dakwah
Karakter spesifik dari keluarga islam adalah keterkaitannya dengan dakwah, dan merasa mulia dengannya. Umar berkata ; “Barang siapa mencari kemuliyaan dengan selain apa yang telah Allah muliyakan maka kita akan hina.”
7. Memelihara Ajaran Islam dalam Setiap Urusan Rumah Tangga.
Sebuah rumah tangga Islami akan menjalankan perannya dalam mengaplikasikan nilai-nilai agung ajaran Islam, menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah SAW. Imam Malik berkata “ sunnah Rasulullah SAW itu iberat parahu nabi Nuh AS ( saat terjadi taufan ) maka barang siapa naik maka selamatlah ia dan barang siapa tidak mau menaikinya maka tenggelamlah ia.
8. Menjaga Kebersihan dan Keindahan Rumah “
Sungguh keindahan Islam itu sebahagiannya diperankan oleh keluarga muslim, karena ia senang hidup bersih, dalam perilaku, pakaian, makanan usaha dan sebagaimya. Ia sadar bersih adalah pangkal kesehatan :
“ Sesungguhnya Allah itu Maha Indah menyukai keindahan. Allah itu Maha Baik menyukai kebaikan,”
9. Membentengi rumah dari pencemaran akhlaq
Kesadaran Islam ( Al wahyu al Islam ) terus dihidupkan melalui interaksi yang inten terhadadp nilai-nilai Islam, sehingga nuansa keislaman di rumah mampu terbentengi dari pencemaran akhlaq. Amar ma’ruf nahi munkar ditegakkan sebagai realisasi sabda Rasulullah SAW : “ Baarang siapa di antara kamu melihat kemunkaran maka ia hendaklah merubah dengan tangannya, apabila tidak mampu maka dengan lesannya, apabila tidak mampu maka dengan hatinya dan yang demikian itu maka adalah selemah-lemah iman. ( HR Muslim )
10. Tidak berlebihan
Keluarga muslim memberi makan yang terbaik pada keluarganaya, tetapi tidak berlebihan. Ketika berpakaian tidak melampau batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan ketika makan tidak pula melampaui batas-batas yang dihalalkan.
Allah berfirman dalam Qur’an suarat Al Furqaan :67
“dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”
QS Al A’raaf : 31
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid[534], Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
[534] Maksudnya: tiap-tiap akan mengerjakan sembahyang atau thawaf keliling ka'bah atau ibadat-ibadat yang lain.
[535] Maksudnya: janganlah melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan jangan pula melampaui batas-batas makanan yang dihalalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar