google-site-verification=p8j927F93wmi6D72LwJwCCcx1F8_7cedpA5d2vhRbto Waserbada: FIQIH UMAT ISLAM
Kebahagiaan hidup yang disandarkan pada banyaknya harta, tingginya pangkat, jabatan dan kedudukan, banyaknya anak, dan wanita yang diidamkan tidak akan bertahan lama. Kebahagian hakiki letaknya ada di dalam hati, dan ini bisa diperoleh jika Allah ridha kepada kita. Allah akan ridha kepada kita jika kita menjalankan yang diperintahkan-Nya dan menjauhi yang dilarang-Nya

Senin, 24 Oktober 2011

FIQIH UMAT ISLAM


1.            Terkait dengan masalah fiqih umat Islam dibagi menjadi  tiga kelompok yaitu :
1.      Ulama yang mampu berijtihad
2.      Pencari ilmu dan pelajar ilmu syariah
3.      Orang awam

2.            Kelompok ulama wajib berijtihad, kelompok pelajar wajib mengetahui dan menguasahi dallil pendapat yang diikuti dan terus meningkatkan ilmu sampai menjadi ulama.  Kelompok awam wajib bertanya dan mengikuti pendapat ulama.

3.            Berdasarkan sejarah, urutan ulama fiqih yang terkenal adalah
1.      Abu Hanifah an Nu’man bin tsabit bin zutha (80H)
2.      Malik bin Annas bin Malik bin Abi Amir al Asbahi (93H)
3.      Muhammad bin Idris bin Abas bin Utsman bin Syafi’i al Hasyimi al MÄdhalibi (150H)
4.      Ahmad bin Hanbal bin Hilal Assyaibani (241H).

Dalam fiqih Islam ke-4nya menjadi rujukan fiqih dalam skala pribadi, masyarakat dan internasional.Semua dikenal dengan al Madzabul arbaah

4.            Madzab artinya tempat berjalan.  Dalam ilmu fiqh madzab adalah jalan yang membantu seseorang untuk memahami al quran dan sunnah dengan tepat. Tidak ada kewajiban mengikuti madzab tertentu dan tidak ada larangan mengikuti madzab tertentu, yang dilarang adalah ta’asub (fanatik) thd suatu madzab dan menyalahkan madzab yang lain.

5.            Prinsip dasar pengambilan hukum berbagai madzab :
HANAFI : al Quran dan Sunnah, perkataan sahabat, melakukan, melakukan ihtisan dan qiyas.

MALIKI :  Quran dan Sunnah, perbuatan penduduk madinah, mashalil mursalahistihsan dan sadu dzara’i.

Syafi’I : Qur an dan Sunnah, perkataan shahabat dan qiyas, menerima hadis ahad, menolak ihtisan.

HAMBALI : Al qur’an dan sunnah, fatwa sahabat yang tidak diperselisihkan dan qiyas.  Tidak mengakui ijma’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar