1.
Ikhlas karena Allah adalah tuntutan asasi dalam
syari'at Islam dan sebagai syarat yang harus dipenuhi agar diterimanya amal
salih. Diantara bukti adanya keikhlasan adalah tajarrudnya (totalitas) dalam
beribadah kepada Allah SWT.dan berpegang teguh dengan aturanNya, dan berjuang
menegakkannya dengan jiwa dan raga.
2.
Abul Qosim al-Qusyairi berkata: "Ikhlas adalah
mengesakan Allah SWT dengan taat kepada-Nya,yaitu seseorang dengan ketaatannya
ingin mendekatkan diri kepada Allah bukan karena yang lain, yang artinya membersihkan
perbuatan dari perhatian/penilaian manusia
3.
Kepuasan, kebahagiaan, dan keni'matan dalam agama ini
terdapat dalam keikhlasan kepada Allah dan
pada totalitas serta kecintaan padaNya dengan mengikuti Rasul dan takut
pada Nya, takut kepada Allah dengan konsisten di jalan Allah dan tidak keluar
darinya, mengharapNya dengan berlomba-lomba dalam kebaikan, mengharapkan
ridloNya dengan selalu berdzikir dan bersyukur, cinta dan benci karenanya.
4.
Ibnul Qoyyim berkata:Bahwa jiwa manusia memiliki ruang
yang bertolak belakang dengan perintah Allah dan laranganNya,oleh karenanya
perlu membersihkan ruang tersebut yang menyalahai atauran Allah, dan istiqomah
dalam menjalankan perintah dan mennggalkan laranganNya sehngga manusia menjadi
hamba Allah bukan budak hawanafsu.(madaarij as-saalikin 1/473-475).
5.
Memahami kebenaran adalah mudah tidak susah, dengan
fitrah yang bersih kita dapat melihat kebenaran, perasaan tidak tenang dan tidak nyaman ketika melihat kejahatan itulah fitrah, atau
ketika kita sedang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syari'ah kita
merasa tidak tenang, itu adalah fitrah. Oleh karenanya kita harus membersihkan
hati kita dari segala yang menutupi fitrah agar kita dapat melihat sesuatu
dengannya bukan dengan syahwat dan
hawanafsu.
6.
Hadits di atas diriwayatkan al-Bukhari dan muslim
dalam Shahihnya masing-masing dari Qatadah dari Anas bin Malik. Redaksi muslim ialah, “Hingga ia mencintai
untuk tetangganya atau saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya.? Hadits di atas juga diriwayatkan Imam Ahmad
dan redaksinya ialah, ? Seorang hamba tidak mencapai hakikat iman hingga ia mencintai kebaikan
untuk manusia
Tsaqafah Islamiyah
seperti yang ia cintai untuk dirinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar