google-site-verification=p8j927F93wmi6D72LwJwCCcx1F8_7cedpA5d2vhRbto Waserbada: KEIKHLASAN
Kebahagiaan hidup yang disandarkan pada banyaknya harta, tingginya pangkat, jabatan dan kedudukan, banyaknya anak, dan wanita yang diidamkan tidak akan bertahan lama. Kebahagian hakiki letaknya ada di dalam hati, dan ini bisa diperoleh jika Allah ridha kepada kita. Allah akan ridha kepada kita jika kita menjalankan yang diperintahkan-Nya dan menjauhi yang dilarang-Nya

Kamis, 03 November 2011

KEIKHLASAN


1.                Ikhlas karena Allah adalah tuntutan asasi dalam syari'at Islam dan sebagai syarat yang harus dipenuhi agar diterimanya amal salih. Diantara bukti adanya keikhlasan adalah tajarrudnya (totalitas) dalam beribadah kepada Allah SWT.dan berpegang teguh dengan aturanNya, dan berjuang menegakkannya dengan jiwa dan raga. 
         
2.                Abul Qosim al-Qusyairi berkata: "Ikhlas adalah mengesakan Allah SWT dengan taat kepada-Nya,yaitu seseorang dengan ketaatannya ingin mendekatkan diri kepada Allah bukan karena yang lain, yang artinya membersihkan perbuatan dari perhatian/penilaian manusia

3.                Kepuasan, kebahagiaan, dan keni'matan dalam agama ini terdapat dalam keikhlasan kepada Allah dan  pada totalitas serta kecintaan padaNya dengan mengikuti Rasul dan takut pada Nya, takut kepada Allah dengan konsisten di jalan Allah dan tidak keluar darinya, mengharapNya dengan berlomba-lomba dalam kebaikan, mengharapkan ridloNya dengan selalu berdzikir dan bersyukur, cinta dan benci karenanya.

4.                Ibnul Qoyyim berkata:Bahwa jiwa manusia memiliki ruang yang bertolak belakang dengan perintah Allah dan laranganNya,oleh karenanya perlu membersihkan ruang tersebut yang menyalahai atauran Allah, dan istiqomah dalam menjalankan perintah dan mennggalkan laranganNya sehngga manusia menjadi hamba Allah bukan budak hawanafsu.(madaarij as-saalikin 1/473-475).

5.                Memahami kebenaran adalah mudah tidak susah, dengan fitrah yang bersih kita dapat melihat kebenaran, perasaan tidak tenang  dan tidak nyaman  ketika melihat kejahatan itulah fitrah, atau ketika kita sedang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan syari'ah kita merasa tidak tenang, itu adalah fitrah. Oleh karenanya kita harus membersihkan hati kita dari segala yang menutupi fitrah agar kita dapat melihat sesuatu dengannya bukan  dengan syahwat dan hawanafsu.

6.                Hadits di atas diriwayatkan al-Bukhari dan muslim dalam Shahihnya masing-masing dari Qatadah dari Anas bin Malik.  Redaksi muslim ialah, “Hingga ia mencintai untuk tetangganya atau saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya.?  Hadits di atas juga diriwayatkan Imam Ahmad dan redaksinya ialah, ? Seorang hamba tidak mencapai hakikat iman hingga ia mencintai kebaikan untuk manusia 

Tsaqafah Islamiyah







seperti yang ia cintai untuk dirinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar