google-site-verification=p8j927F93wmi6D72LwJwCCcx1F8_7cedpA5d2vhRbto Waserbada: NIAT DAN AMAL
Kebahagiaan hidup yang disandarkan pada banyaknya harta, tingginya pangkat, jabatan dan kedudukan, banyaknya anak, dan wanita yang diidamkan tidak akan bertahan lama. Kebahagian hakiki letaknya ada di dalam hati, dan ini bisa diperoleh jika Allah ridha kepada kita. Allah akan ridha kepada kita jika kita menjalankan yang diperintahkan-Nya dan menjauhi yang dilarang-Nya

Kamis, 03 November 2011

NIAT DAN AMAL


1.                Al-Hafidz Abul Hasan Thahir bin Mufawwiz Al Muafiri Al-Andalusi melantunkan syair : “Landasan agama menurut kami Adalah empat kalimat dan sabda manusia terbaik Yaitu jauhilah syubhat, zuhudlah, Tinggalkan apa yang tidak ada manfaatnya bagimu, dan berbuatlah dengan niat”

2.                Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang maksud sabda Rasulullah saw, “Seluruh amal perbuatan itu dengan niat” Banyak dari ulama-2 khalaf (ulama setelah generasi salaf), berkeyakinan bahwa maksudnya ialah bahwa seluruh amal perbuatan itu benar, atau dianggap, atau diterima dengan niat. Amal yg dimaksud adalah khusus amal perbuatan syari'at.

3.                Terkait dengan hadits innamal a'malu binniyat ada yg berpendapat dimaksud amal dlm hadits tsb ialah keseluruhan amal perbuatan dan tidak ada sedikit pun daripadanya yang dikhususkan.”  Imam Ahmad berkata dalam riwayat Hanbal, “Saya suka jika seseorang mengerjakan perbuatan seperti shalat, puasa, atau sedekah, atau salah satu jenis dari perbuatan baik, maka ia mendahulukan niat sebelum mengerjakannya, karena Rasulullah saw bersabda, ‘Seluruh amal perbuatan itu dengan niat. ‘Hadits tersebut berlaku  pada semua urusan.”

4.                Niat menurut pendapat para ulama mengandung dua pengeretian: 
         (1). untuk membedakan ibadah satu dengan ibadah lainnya, atau membedakan 
               adat kebiasaan dengan ibadah.
         (2). Untukmembedakan yang menjadi tujuan amal perbuatan tersebut Allah saja 
               atau selain Allah. 
  5.     Ada sebuah hadits riwayat dari Zait bin Tsabit : "Barangsiapa dunia menjadi obsesinya, Allah memecah belah urusannya, menjadikan kekafiran di depannya dan dunia tidak datang kepadanya kecuali sebatas yang ditentukan baginya. Barang siapa akhirat menjadi niatnya Allah menyatukan urusannya, menjadikan kekayaan dihatinya, dan dunia datang kepadanya dalam keadaan tunduk"
         (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)






































Tidak ada komentar:

Posting Komentar