Jakarta - Kementerian Pendidikan Nasional akan terus melanjutkan upaya intervensi terhadap sekolah-sekolah yang pencapaian nilai ujian nasional para siswanya kurang baik. Pasalnya, intervensi yang telah dilakukan sebelumnya dengan mengacu hasil UNI, menunjukkan perkembangan yang cukup baik dibandingkan tahun lalu.
"Secara umum setelah intervensi dilakukan tahun lalu, terjadi penurunan ketidaklulusan peserta UN SMA sebesar 1,42%," ujar Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh dalam jumpa pers mengenai hasil Ujian Nasional 2011, di Gedung A Kementerian Pendidikan Nasional, (20/5). Pada kesempatan ini, Mendiknas memaparkan data dan analisis hasil UN, baik secara nasional, maupun data per kabupaten, bagi yang memiliki kasus khusus.
Menteri Nuh mencontohkan, tingkat ketidaklulusan siswa SMA di Nusa Tenggara Timur tahun lalu mencapai 52,1%, dan tahun ini menjadi 39,22%. Sedangkan untuk SMK, penurunan ketidaklulusan sebesar 3,46%. ¨Rata nilai UN murni SMA tahun 2010 sebesar 6,16 sedangkan tahun 2011 setelah diberi intervensi jadi sebesar 6,78. Untuk SMK tahun 2010 sebesar 5,94 jadi 6,14.¨ terang Menteri Nuh. Menurut Mendiknas, hasil UN memang dapat diangkakan dan bisa menunjukkan kualitas pendidikan di sebuah daerah.
Dalam pelaksanaan UN tahun ini, dari 1.461.941 siswa SMA yang ikut, 1.450.498 siswa dinyatakan lulus (99,22%), sedangkan 11.433 siswa tidak lulus (0,78%). Persentase kelulusan tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, yang mencapai 99,04%.
Angka kelulusan untuk SMK juga meningkat dibandingkan tahun lalu. Tahun ini, angka kelulusan untuk SMK mencapai 99,51%, sedangkan tahun lalu sebesar 99,20%. Nusa Tenggara Timur menjadi provinsi dengan angka ketidaklulusan tertinggi. Di propinsi ini terdapat 1.813 siswa yang dinyatakan tidak lulus UN, dan kebanyakan berasal dari Kabupaten Ende.
Mendiknas juga mengumumkan nama lima sekolah dengan angka kelulusan nol persen. Lima sekolah itu adalah SMA Abadi di Jakarta Utara (7 siswa), SMAN 3 Kabupaten Simeulue, NAD (26 siswa), MA Nurul Ikhlas Kabupaten Tanjung Jabung, Jambi (2 siswa), SMA LKMD Klan Darat Kabupaten Seram Timur, Maluku (48 siswa), dan SMAN Urei Fasei Kabupaten Waropen, Papua (64 siswa).
Untuk SMA Abadi dan MA Nurul Ikhlas, bentuk intervensi perbaikan yang bisadilakukan adalah dengan menggabungkan dengan SMA atau MA terdekat. "Jadi sekolahnya tidak ditutup, tetapi digabungkan dengan sekolah lain yang terdekat," tutur Menteri Nuh. Sedangkan untuk tiga SMA lainnya, intervensi perbaikannya adalah dengan membangun perpustakaan dan laboratorium, peningkatan kualifikasi guru, serta sertifikasi guru.
Sumber : http://www.kemdiknas.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar